Goresan Qalbuku

| |
"Bait-bait yang bukan puisi. Karena kesempurnaan puisi sulit untuk aku tuliskan, sebagaimana menulis surat cinta untuk seseorang kekasih yang tidak pernah ada." Karena itu aku menulis apa yang aku rasakan setiap saat.

PROLOG
BEBERAPA JIKA

Jika aku menjadi raja, maka siapakah ratuku

Jika aku menjadi lelaki, maka siapakah perempuanku.

Jika aku menjadi suami, maka siapakah istriku

Jika aku menjadi bapak, maka siapakah ibu dari anak-anakku

Jika sampai saat ini 'beberapa jika aku' belum terjawab juga, maka yang lebih utama bagi aku adalah bersabar.

-Lirih qalbu Bagus Setyoko P-



I
JIKA TERNYATA

Jika ternyata harus berkecukupan dari segi hal apa saja, maka lebih bagus aku tidak mengetahui hal itu

Jika ternyata harus menahan luka jahitan di dada sebelah kanan keheninganku, maka itu pasti yang Tuhan inginkan untukku

Jika ternyata harus menunggu lama di depan pintu penantian, maka akan ada rasa rindu saat ia tiba di pelupuk mata

Jika ternyata rukun cinta harus aku penuhi dulu, maka aku ucapkan syahadat cinta Pemilik segala cinta

Jika ternyata ada cinta yang lebih menakjubkan, yang mengagetkan lamunanku, maka cinta yang menyakinkan aku, tidak ada lelaki yang dicintai tanpa sebab ketampanan, kecerdasan, kewibawaan, keloyalitasan, dsb yang tidak aku miliki satu pun dari sebab-sebab itu

Jika ternyata itu aku, maka aku harus siap dengan sejuta senyum ikhlas - seolah-olah itu senyuman kebahagianku.

-Bagus Setyoko P - Bertanya kepada kebingungan-

II
Aku Tidak Bisa Menjadi
Aku bisa menjadi teman untuk diriku sendiri

Aku bisa menjadi sahabat pena untuk kesepian diriku sendiri

Aku bisa menjadi iblis untuk kebaikan diriku sendiri

Aku bisa menjadi Guru untuk kebodohan diriku sendiri

Tetapi, Sungguh Aku tidak bisa menjadi kekasih untuk diriku sendiri - mencintai - menyanyangi - mengecup - menyetubuhi diriku sendiri -

-Bagus Setyoko Purwo Dalam Relung Waktu Yang Tak Pasti-




III
Seorang Penyair adalah Lelaki Senja
Seorang penyair akan segera melengkapi larik-larik puisinya sebelum kekasihnya datang padanya. Seorang penyair tidak akan pernah berhenti menulis sebelum kekasihnya mulai berniat meninggalkan dirinya sendiri saja. Seorang penyair bisa mati tanpa karya sebelum Tuhan berkehendak menihilkan semua pusaka metafor miliknya. Seorang penyair akan benar-benar lumpuh, walau fisiknya sehat, jika tidak ada satu perempuan pun yang berkenan menjadi bagian metafor larik-larik kepenyairannya. Dan itu bukan sembarangan kegelisahan dari seorang penyair, melainkan sebuah kegelisahan yang mekar di hatiku - saat ini - Lelaki Senja

Catatan qalbu Bagus Setyoko Purwo -






IV
Aku hidup, maka aku hidupkan diriku dalam hidup yang sesungguhnya hidup. Aku mati, maka aku tinggalkan yang pernah hidup bersamaku. Hanya tiga lapis yang aku kenakan.


V
Jika nanti aku tiada, maka siapakah yang akan menangisi ketiadaanku selain keluarga dan sanak familyku?


VI
Aku berusaha romantis dalam sajak-sajak. Aku berusaha mencintai roman. Aku berusaha menjaga keutuhan metafor larik-larik senja diriku. Aku tetap berusaha mencari kepastian diksi untuk menggantikan mulutku yang rapat termakan jaman. Jaman yang tidak mengerti aku. Aku ingin kepastian apakah yang telah aku tulis selama ini bisa menjadi kenyataan?






VII
Mungkin Neourosislah yang terbaik bagiku daripada menjalani kenyataan-kenyataan yang tidak pantas untukku.

VIII
Tidak ada panggilan terjawab di hp ku. Tidak ada balasan pesan di inboxku. Tidak pernah ada untukku, karena aku tidak juga terdefinisikan.
Tidak ada partner bicara untukku. Lalu, siapakah yang bisa menggantikan kesunyianku.

IX
Menjadi penonton lebih bebas. Tapi sampai kapan pun yang namanya penonton cuma duduk di kursi penonton. Aku ingin menjadi streker utama yang top score.

X
Apa bedanya Lelaki dengan Lelakiku? Lelaki itu menjadi bunga tidur minimal seorang wanita. Sedangkan Lelakiku seperti kehadiran kecowa di kamar seorang perawan. Dia berteriak histeris sambil melempar benda-benda yang ada di sekitarnya. Dasar Kecowa!!! Gak Tau Diri main Masuk Kamar Org aja!!! JIJIK!!!!! Itu kah aku?!


XI
***Muharram Honney Moon***
untuk yang aku cintai dalam pencarianku selama ini
kau bukanlah bidadari surga yang turun ke dunia. Tuhan
pun memahami hasrat kebajikanku. kita ada untuk
berpasangan.

untuk yang aku sentuh dalam setiap malam penuh
rasa. kau layaknya kain putih yang membalut tubuhku
mengitari tanah haram. tidak ada keraguan dalam takbir
berjama’ah kita menuju kehendak Tuhan Azza Wa Jalla.

untuk yang aku jaga dalam setiap sentuhan kebencian berjubah
kedengkian. kau tak bisa terus berlari tanpa aku menyertai keletihanmu
bukan hanya kiasan sebelum kita sah bersama. ada sesuatu dibalik
malam penuh cinta

saat itu ada sebuah kata tersirat dalam gerakan lidahmu yang tertahan
kau inginkan sesuatu bermakna indah. sebuah cincinkah, sebuah rumah kah,
sebuah janji setiakah, atau sebuah pohon ketulusan cinta. alam pun menambah
rasa haru di sela-sela bulan haram.

dengan sengaja aku lafadzkan surat Nun hingga
surat Al-ikhlas dengan nuansa tartil. kau pun mengembangkan senyum.
itu kah yang kau inginkan, sayang
Barakallahu laka wa bara’alayka wa jama’a baynakuma fikhayr.
MAHAR di BULAN HARAM - Sekiranya seorang perempuan yang aku ketahui maka aku duga sepenuhnya ia perempuan cahaya-
Bagus Setyoko Purwo


XII
Jika tidak ada kertas
maka tidak akan ada naskah
jika tidak ada pena
tidak ada ungkapan yang lugas

jika aku menulis karena aku hampa
maka tulisanku itulah kehampaan yang sesungguhnya
***Bagus Setyoko P*** - Pena dan naskah yang tak nampak-


Her Love Me : Perempuanku itu kamu

aku berjalan menyisir waktu. diiringi syairnya terik mentari di kehidupan hampa yang menuntunku untuk mencari penghilang rasa sepi. hampa dan gundah. yang selalu menghantui. dia bukan bidadari yang cantik nan elok. bukan pula burung merpati yang indah membawa berita bahagia. namun hanya cahaya.

terusku cari cahaya itu yang bisa redupkan kegundahan jiwaku
cahaya bak bintang tersebar di hati yang keruh
luasnya alam yang di rasa dingin
teriknya mentari yang tak kunjung reda

cahaya itu datang tanpa ku duga
dia datang menawarkan obat. obat yang selama ini aku cari
untuk menghilangkan rasa sepi di hidupku

walau tak ku rasa sepenuhnya
tapi dapat menghangatkan hati yang lama hampa
namun aku ragu
apakah cahaya itu yang pantas dan tepat untuk menghilangkan kehampaanku!

lalu aku menuliskan sepucuk surat untuknya
ku ceritakan kisah hampanya hidupku, walau tidak semuanya
aku harap dia bisa menerimanya, dan memberikan titik harapan
untuk aku menunggunya kelak
ku berharap begitu



Untuk sayangku cintaku..terima kasih banyak atas shodaqoh cinta yang kmu berikan pada saya.. dan tulisan ini yang sengaja kmu buat untuk menyindir saya.... thanks yank... Tabah Puji Rahayu

Sang Sufi Sejati

Sang Sufi Sejati
Ma'rifatullah

WARNING UNTUK SEMUA MANUSIA

WARNING UNTUK SEMUA MANUSIA

Sufi Dalam Lingkaran Tauhid

Sufi Dalam Lingkaran Tauhid

Cak Nun

Cak Nun
Guru Besar Universitas Kenduri Cinta

WARNING UNTUK SEMUA CALON ALMARHUM/MA

WARNING UNTUK SEMUA CALON ALMARHUM/MA


SANG PUTRA FAJAR

SANG PUTRA FAJAR

Sufi Meditiation

Sufi Meditiation